A. Pengertian Pranata Sosial
Pranata sosial berasal dari istilah bahasa
Inggris social institution. Istilah-istilah lain pranata sosial ialah lembaga
sosial dan bangunan sosial. Walaupun istilah yang digunakan berbeda-beda,
tetapi social institution menunjuk pada unsur-unsur yang mengatur perilaku
anggota masyarakat.
Pranata juga berasal dari bahasa latin instituere
yang berarti mendirikan. Kata bendanya adalah institution yang berarti
pendirian. Dalam bahasa Indonesia institution diartikan institusi (pranata) dan
institut (lembaga). Institusi adalah sistem norma atau aturan yang ada.
Institut adalah wujud nyata dari norma-norma.
Pranata adalah seperangkat aturan yang berkisar
pada kegiatan atau kebutuhan tertentu. Pranata termasuk kebutuhan sosial.
Seperangkat aturan yang terdapat dalam pranata termasuk kebutuhan sosial yang
berpedoman kebudayaan. Pranata merupakan seperangkat aturan, bersifat abstrak.
Menurut Koentjaraningrat, istilah pranata dan
lembaga sering dikacaukan pengertiannya. Sama halnya dengan istilah institution
dengan istilah institute. Padahal kedua istilah itu memiliki makna yang
berbeda.
Menurut Horton dan Hunt (1987), pranata sosial
adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh
masyarakat dipandang penting. Dengan kata lain, pranata sosial adalah sistem
hubungan sosial yang terorganisir yang mengejawantahkan nilai-nilai serta
prosedur umum yang mengatur dan memenuhi kegiatan pokok warga masyarakat. Oleh
karena itu, ada tiga kata kunci di dalam setiap pembahasan mengenai pranata
sosial yaitu:
a. Nilai dan norma.
b. Pola perilaku yang dibakukan atau yang
disebut prosedur umum.
c. Sistem hubungan, yakni jaringan peran serta
status yang menjadi wahana untuk melaksanakan perilaku sesuai dengan prosedur
umum yang berlaku.
Menurut Koentjaraningrat (1979) yang dimaksud
dengan pranata-pranata sosial adalah sistem-sistem yang menjadi wahana yang
memungkinkan warga masyarakat itu untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan
khusus dalam kehidupan masyarakat. Pranata sosial pada hakikatnya bukan
merupakan sesuatu yang bersifat empirik, karena sesuatu yang empirik
unsur-unsur yang terdapat didalamnya selalu dapat dilihat dan diamati.
Sedangkan pada pranata sosial unsur-unsur yang ada tidak semuanya mempunyai
perwujudan fisik. Pranata sosial adalah sesuatu yang bersifat konsepsional,
artinya bahwa eksistensinya hanya dapat ditangkap dan dipahami melalui sarana
pikir, dan hanya dapat dibayangkan dalam imajinasi sebagai suatu konsep atau
konstruksi pikir.
Unsur-unsur dalam pranata sosial bukanlah individu-individu manusianya itu, akan tetapi kedudukan-kedudukan yang ditempati oleh para individu itu beserta aturan tingkah lakunya. Dengan demikian pranata sosial merupakan bangunan atau konstruksi dari seperangkat peranan-peranan dan aturan-aturan tingkah laku yang terorganisir. Aturan tingkah laku tersebut dalam kajian sosiologi sering disebut dengan istilah “norma-norma sosial”.
Unsur-unsur dalam pranata sosial bukanlah individu-individu manusianya itu, akan tetapi kedudukan-kedudukan yang ditempati oleh para individu itu beserta aturan tingkah lakunya. Dengan demikian pranata sosial merupakan bangunan atau konstruksi dari seperangkat peranan-peranan dan aturan-aturan tingkah laku yang terorganisir. Aturan tingkah laku tersebut dalam kajian sosiologi sering disebut dengan istilah “norma-norma sosial”.
Herkovits, mengatakan bahwa pranata sosial itu
tidak lain adalah wujud dari respon-respon yang diformulasikan dan
disistematisasikan dari segala kebutuhan hidup (1952: 229 dalam Harsojo, 1967 :
157). Hetzler (1929 : 67/68 dalam Harsojo, 1967 : 157) secara lebih rinci
mendefinisikan pranata sosial itu sebagai satu konsep yang kompleks dan
sikap-sikap yang berhubungan dengan pengaturan hubungan antara manusia tertentu
yang tidak dapat dielakkan, yang timbul karena dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan
elementer individual, kebutuhan-kebutuhan social yang wajib atau dipenuhinya
tujuan-tujuan sosial penting. Konsep-konsep itu berbentuk keharusan-keharusan
dan kebiasaan, tradisi, dan peraturan. Secara individual paranta sosial itu
mengambil bentuk berupa satu kebiasaan yang dikondisikan oleh individu di dalam
kelompok, dan secara sosial pranata sosial itu merupakan suatu struktur.
Kemudian Elwood (1925 : 90-91 dalam Harsojo, 1967 : 157), pranata sosial itu
dapat juga dikatakan sebagai satu adat kebiasaan dalam kehidupan bersama yang
mempunyai sanksi, yang disistematisasikan dan dibentuk oleh kewibawaan
masyarakat. Pranata sosial yang penting adalah hak milik, perkawinan, religi,
sistem hukum, sistem kekerabatan, dan edukasi (harsojo, 1967 : 158).
B. Perbedaan Pranata Sosial dengan Lembaga
Sosial
Institution
(pranata) adalah sistem norma atau aturan yang menyangkut suatu aktivitas
masyarakat yang bersifat khusus. Sedangkan institute (lembaga) adalah badan
atau organisasi yang melaksanakannya. Lembaga sosial merupakan wadah/tempat
dari aturan-aturan khusus, wujudnya berupa organisasi atau asosiasi. Contohnya
KUA, mesjid, sekolah, partai, CV, dan sebagainya. Sedangkan pranata sosial
adalah suatu sistem tata kelakuan yang mengatur perilaku dan hubungan antara
anggota masyarakat agar hidup aman, tenteram dan harmonis. Dengan bahasa
sehari-hari kita sebut “aturan main/cara main”. Jadi peranan pranata sosial
sebagai pedoman kita berperilaku supaya terjadi keseimbangan sosial. Pranata
sosial merupakan kesepakatan tidak tertulis namun diakui sebagai aturan tata
perilaku dan sopan santun pergaulan. Contoh: kalau makan tidak berbunyi, di
Indonesia pengguna jalan ada di kiri badan jalan, tidak boleh melanggar hak
orang lain, dan sebagainya. Jadi lembaga sosial bersifat konkret, sedangkan
pranata sosial bersifat abstrak, namun keduanya saling berkaitan.
Pranata adalah seperangkat aturan yang
berkisar pada kegiatan atau kebutuhan tertentu. Pranata termasuk kebutuhan
sosial. Seperangkat aturan yang terdapat dalam pranata termasuk kebutuhan
sosial yang berpedoman kebudayaan. Pranata merupakan seperangkat aturan,
bersifat abstrak. Wujud nyata dari pranata adalah lembaga. Untuk jelasnya lihat
tabel berikut ini :
Pranata dan Lembaga
No.
|
Kegiatan
dan Kebutuhan
|
Pranata
|
Lembaga
|
1.
2.
3.
|
Makanan, pakaian,
perumahan
Peran serta politik
Pengembangan keturunan
|
Perdagangan
Pemilihan umum
Pernikahan
|
Keluarga Abimanyu
Komisi Pemilihan
Umum
KUA, Catatan Sipil, Gereja
|
C.
Ciri-Ciri Pranata Sosial
Menurut John Levis Gillin dan John Phillpe
Gillin ciri umum pranata sosial adalah sebagai berikut :
Pranata sosial merupakan suatu organisasi
pola pemikiran dan pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan
dan hasilnya terdiri atas adat istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, serta
unsur-unsur kebudayaan yang secara langsung atau tidak langsung tergabung dalam
satu unit yang fungsional.
Hampir semua pranata sosial mempunyai suatu
tingkat kekekalan tertentu sehingga orang menganggapnya sebagai himpunan norma
yang sudah sewajarnya harus dipertahankan. Suatu sistem kepercayaan dan aneka
macam tindakan, baru akan menjadi bagian pranata sosial setelah melewati waktu
yang sangat lama.
Pranata sosial mempunyai satu atau beberapa
tujuan tertentu.
Pranata sosial mempunyai alat perlengkapan
yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Panata sosial biasanya memiliki
lambang-lambang tertentu yang secara simbolis menggambarkan tujuan dan
fungsinya.
Pranata sosial mempunyai suatu tradisi
tertulis ataupun tidak tertulis yang merupakan dasar bagi pranata yang
bersangkutan dalam menjalankan fungsinya. Tradisi tersebut merumuskan tujuan
dan tata tertib yang berlaku.
D.
Tipe-Tipe Pranata Sosial
Dalam kehidupan masyarakat terdapat berbagai
macam pranata sosial, dimana satu dengan yang lain sering terjadi adanya
perbedaan-perbedaan maupun persamaan-persamaan tertentu. Persamaan dari
berbagai pranata sosial itu diantaranya, selain bertujuan untuk mengatur
pemenuhan kebutuhan warganya, juga karena pranata itu terdiri dari seperangkat
kaidah dan pranata sosial. Sedangkan perbedaannya, seperti dikemukakan oleh J.L.
Gillin dan J. P. Gillin (1954), bahwa pranata sosial itu diantaranya dapat
diklasifikasikan menurut:
1. Dari Sudut Perkembangan
Dari sudut perkembangannya dikenal 2 macam
pranata sosial yaitu :
Crescive institutions, pranata sosial yang
tidak disengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat sehingga disebut juga
pranata yang paling primer. Contoh : pranata hak milik, perkawinan, dan agama.
Enacted institutions, pranata sosial yang
sengaja dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Contoh : pranata
utang-piutang dan pranata pendidikan.
2. Dari
Sudut Sistem Nilai yang Diterima oleh Masyarakat
Dari sudut sistem nilai yang
diterima oleh masyarakat dikenal 2 macam pranata social yaitu :
Basic institutions, pranata sosial yang
penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat,
misalnya keluarga, sekolah, dan Negara.
Subsidiary institutions, pranata sosial yang
berkaitan dengan hal yang dianggap oleh masyarakat kurang penting, misalnya
rekreasi.
3. Dari Sudut Penerimaan Masyarakat
Dari sudut penerimaan masyarakat
dikenal 2 macam pranata sosial yaitu :
Aproved dan Sanctioned institutions, pranata
sosial yang diterima oleh masyarakat, seperti sekolah dan perdagangan.
Unsantioned institutions, pranata sosial yang
ditolak oleh masyarakat meskipun masyarakat tidak mampu memberantasnya,
misalnya pemerasan, kejahatan, dan pencolongan.
4. Dari Sudut Penyebaran
- General institutions, pranata sosial yang dikenal oleh sebagian besar masyarakat dunia. Misalnya : pranata agama, HAM.
- Restructed institutions, pranata sosial yang hanya dikenal oleh sebagian masyarakat tertentu, misalnya pranata Agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, dll.
5. Dari Sudut Fungsi
- Operative institutions, pranata sosial yang berfungsi menghimpun pola-pola atau cara-cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan dari masyarakat yang bersangkutan, misalnya pranata industri.
- Regulative institutions, pranata sosial yang bertujuan mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang ada dalam masyarakat, misalnya pranata hukum seperti kejaksaan dan pengadilan.
E.
Tujuan dan Fungsi Pranata Sosial
Secara umum, tujuan utama diciptakannya pranata
sosial yaitu untuk mengatur agar kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi secara
memadai, dan untuk mengatur agar kehidupan sosial warga masyarakat bisa
berjalan dengan tertib dan lancar sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
Sebagai contoh, pranata keluarga mengatur bagaimana keluarga harus memelihara
anak. Sementara itu, pranata pendidikan mengatur bagaimana sekolah harus
mendidik anak-anak hingga menghasilkan lulusan yang handal. Tanpa adanya
pranata sosial, kehidupan manusia nyaris bisa dipastikan bakal porak-poranda
karena jumlah prasarana dan sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia relatif
terbatas, sementara jumlah warga masyarakat yang membutuhkan justru semakin
lama semakin banyak.
Untuk mewujudkan tujuannya, menurut Soerjono
Soekanto (1970), pranata sosial didalam masyarakat harus dilaksanakan dengan
fungsi-fungsi berikut :
- Memberi pedoman pada anggota masyarakat tentang bagaimana bertingkah laku atau bersikap didalam usaha untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
- Menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman perpecahan atau disintegrasi masyarakat.
- Berfungsi untuk memberikan pegangan dalam mengadakan sistem pengendalian sosial (social control).
F. Macam-Macam Pranata Sosial
1.
Pranata Keluarga
Keluarga merupakan unit masyarakat yang terkecil
yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak.
Keluarga mempunyai banyak fungsi penting yaitu :
Fungsi Reproduksi : Keluarga merupakan lembaga
yang fungsinya mempertahankan kelangsungan hidup manusia. Dalam masyarakat yang
beradab, keluarga adalah satu-satunya tempat untuk tujuan itu. Berlangsungnya
fungsi reproduksi berkaitan erat dengan aktivitas seksual laki-laki dan wanita.
Dengan berkeluarga, manusia dapat melanjutkan keturunan secara tepat, wajar,
dan teratur di lihat dari segi moral, cultural, sosial, dan kesehatan.
Fungsi Afeksi : Salah satu kebutuhan manusia
adalah kasih saying atau rasa saling mencintai. Apabila kebutuhan kasih sayang
tidak terpenuhi, keluarga akan mendapatkan gangguan emosional, masalah
perilaku, dan kesehatan fisik.
Fungsi Sosialisasi : Keluarga merupakan tempat
sosialisasi pertama dan paling utama bagi anak sehingga kelak dapat berperan
dengan baik di masyarakat. Keluarga sebagai media sosialisasi kelompok
primeryang pertama bagi seorang anak, dan dari situlah perkembangan kepribadian
dimulai. Pada saat anak sudah cukup umur untuk memasuki kelompok atau media
sosialisasi lain diluar keluarga. Pondasi dasar kepribadian anak sudah tertanam
secara kuat, dan kepribadiannya pun sudah terarah dengan baik melalui keluarga.
Fungsi Ekonomi : Keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi anggota keluarganya. Untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi keluarga, semua anggota keluarga melakukan kerja sama. Pada umumnya,
seorang suami melakukan kegiatan ekonomi untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan
keluarga, sedangkan isteri berfungsi mengatur keuangan dan belanja keluarga.
2. Pranata Ekonomi
Pranata ekonomi adalah pranata sosial yang
menangani masalah kesejahteraan materiil, yang mengatur kegiatan atau cara
berproduksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa yang diperlukan bagi
kelangsungan hidup masyarakat agar semua lapisan masyarakat mendapatkan bagian
yang semestinya. Fungsi pranata ekonomi yaitu :
- Memelihara ketertiban,
- Mencapai consensus,
- Meningkatkan produksi ekonomi semaksimal mungkin.
Contoh dari Pranata
Ekonomi adalah , bertani, industri, bank, koperasi dan sebagainya.
3. Pranata Politik
Pranata
Politik adalah peraturan-peraturan untuk memelihara tata tertib, untuk
mendamaikan pertentangan-pertentangan dan untuk memilih pemimpin yang wibawa.
Fungsi pranata politik yaitu :
Melaksanakan undang-undang yang telah
disahkan,
Melembagakan norma melalui undang-undang yang
dibuat oleh lembaga legislatif,
Menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi
diantara warga masyarakat, dll.
Contoh Pranata politik
adalah seperti sistem hukum, sistem kekuasaan, partai,wewenang, pemerintahan.
4. Pranata Pendidikan
Tujuan pranata pendidikan ialah memberikan
ilmu pengetahuan, pendidikan sikap, dan melatih keterampilan kepada warga agar
seseorang dapat mandiri dalam mencari penghasilan. Contohnya seperti Kegiatan
Belajar Mengajar, sistem pengetahuan, aturan, kursus, pendidikan keluarga,
ngaji.
5. Pranata Kepercayaan/Agama
Fungsi
pokok pranata agama adalah memberikan pedoman bagi manusia untuk berhubungan
dengan Tuhannya dan memberikan dasar perilaku yang ajeg dalam masyarakat.
Contohnya seperti upacara semedi, tapa, zakat, infak, haji dan ibadah lainnya.
6. Pranata Kesenian
Fungsi
Pranata Kesenian adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia akan keindahan,
contohnya seperti seni suara, seni lukis, seni patung, seni drama, dan
sebagainya.
7. Hubungan Antarpranata
Dalam masyarakat terdapat bermacam-macam
pranata sosial yang saling berhubungan. Contohnya dalam masyarakat Jakarta
merupakan suatu tatanan yang terdiri dari berbagai pranata sosial yang saling
berkaitan, antara lain pranata keluarga, pranata pendidikan, pranata politik,
pranata agama, dll.
8. Pranata Total
Masyarakat merupakan tatanan pranata sosial.
Kehidipan dalam masyarakat berarti adanya kesempatan berpindah dari satu
pranata ke pranata lain. Warga masyarakat mengalami perpindahan dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya kehidupan siswa SMA biasanya sejak pagi hingga malam hari
ditandai oleh perpindahan tsb. Pagi hari ketika bangun tidur siswa tsb berada
dalam pranata keluarga. Norma-norma yang mengatur, cara berpikir, bertindak,
dan berperasaan bersumber pada pranata keluarga. Kemudian pindah ke pranata
pendidikan dan rekreasi. Begitu seterusnya sampai pulang ke rumah.
9. Pranata Dominan
Pranata dominan merupakan pranata sosial yang
menuntut loyalitas penuh dari orang-orang yang berada dibawah naungannya.
Contohnya militer dan pranata sekte keagamaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar